ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berkutat di area merah sepanjang hari ini, Kamis (21/8/2025). Per pukul 14.30 WIB, indeks apalagi turun lebih dari 1% dan semakin jauh meninggalkan level 8.000 alias tepatnya 7.857,22.
Padahal jumlah saham nan berada di area hijau lebih banyak dibandingkan saham nan berada di area merah. Ada 360 saham naik, sedangkan saham turun sebanyak 319.
Pun, kemarin Rabu (21/8/2025) Bank Indonesia baru saja memangkas suku kembang acuan. Gubernur BI Perry Warjiyo mengumumkan suku kembang referensi turun 25 pedoman poin (bps) menjadi 5%. Suku kembang deposit facility juga turun menjadi sebesar 4,25% dan suku kembang lending facility turun menjadi 5,75%.
Dia menjelaskan bahwa pemangkasan ini dilakukan mempertimbangkan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapabilitas perekonomian.
Pasar pun menyambut berita ceria dari bank sentral. Sebagaimana diketahui, penurunan suku kembang dapat memacu pertumbuhan ekonomi.
Setelah pengumuman tersebut, IHSG langsung tancap gas dan menutup perdagangan dengan kenaikan 1,03%, setelah dua hari perdagangan sebelumnya, masing-masing turun 0,41% dan 0,45%.
Akan tetapi pagi tadi euforia pemangkasan suku kembang mendadak berakhir. IHSG dibuka turun 0,51% dan menutup sesi I dengan penurunan 0,61%.
Mengutip Refinitiv, IHSG terseret ke area merah seiring dengan tumbangnya saham Dian Swastatika Sentosa (DSSA). Saham emiten grup Sinar Mas ini turun 14,94% ke level 78.550.
DSSA tercatat menyumbang berat poin sebesar -53,09, menjadi saham pemberat utama indeks.
Adapun DSSA ambruk setelah Morgan Stanley Capital International memangkas berat Foreign Inclusion Factor (FIF). Bobot FIF untuk DSSA turun dari 0,25 menjadi 0,13. Penyesuaian ini bakal menyebabkan potensi arus biaya berkurang ke saham emiten Sinar Mas tersebut.
MSCI menyampaikan bahwa penyesuaian berat dilakukan berasas masukan dari pelaku pasar mengenai ketidakpastian free float pada saham DSSA.
Kapitalisasi pasar DSSA yang terbilang besar tidak heran langsung membikin IHSG terkapar begitu nilai sahamnya goyang. DSSA memiliki nilai Rp 605,9 triliun dan masuk dalam daftar 10 emiten berkapitalisasi terbesar di Bursa.
Selain DSSA, emiten Prajogo Pangestu, ialah BREN, BRPT, dan TPIA juga tercatat menjadi beban indeks dengan berat poin masing-masing, 6,63, 5,59, dan 1,69.
BREN terpantau turun 2,91%, sedangkan BRPT dan TPIA masing-masing, 3,4% dan 1,12%.
Sementara itu sejumlah saham mencoba menahan IHSG untuk bertengger di level 7.900, seperti AMMN, UNTR, TLKM, ASII, dan AMRT. Akan tetapi bobot indeks poin kelima saham tersebut tidak cukup kuat untuk menghadapi DSSA.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Jelang Pengumuman BI Rate, IHSG Galau Pagi Ini