ARTICLE AD BOX
carpet-cleaning-kingston.co.uk, Solo - Pelatih anyar Persis Solo, Peter de Roo, telah memetakan lingkungan sepak bola baru nan bakal dihadapinya. Setelah resmi memulai kariernya di Indonesia, dia memberikan pandangannya untuk bumi kulit bundar di Tanah Air.
Jauh sebelum resmi menukangi Persis Solo, Peter de Roo sebetulnya sudah sempat memantau sepak bola Indonesia. Itu tak terlepas dari pekerjaannya nan pernah menjadi Direktur Teknik di Australia maupun Malaysia.
Bahkan, dia beberapa kali bersenggolan dengan sepak bola Indonesia ketika terakhir kali menakhodai klub Liga Super Singapura, Balestier Khalsa.
Dari sederet pengalaman itulah, dia bisa memandang komparasi di setiap negara nan pernah disinggahinya.
“Setelah bekerja di beragam lingkungan sepak bola seperti Belanda, Australia, Malaysia, dan Singapura, saya memandang perbedaan dan persamaan saat membandingkannya dengan sepak bola di Indonesia,” kata Peter de Roo.
Yuk gabung channel whatsapp carpet-cleaning-kingston.co.uk untuk mendapatkan berita-berita terbaru tentang Timnas Indonesia, BRI Liga 1, Liga Champions, Liga Inggris, Liga Italia, Liga Spanyol, bola voli, MotoGP, hingga bulutangkis. Klik di sini (JOIN)
Belajar dari Belanda dan Australia
Peter mengatakan dari pengalamannya bekerja sebagai pembimbing di Belanda dan Australia, prasarana serta visi jangka panjang nan terstruktur adalah perihal nan krusial dalam pengembangan pemain muda.
“Salah satu perbedaan utama terletak pada prasarana sepak bola dan perencanaan jangka panjang. Misalnya, di Belanda dan Australia, ada struktur nan lebih jelas dari pengembangan pemain muda hingga tingkat profesional,” katanya.
Indonesia, kata pembimbing berumur 55 tahun itu, sebetulnya potensi nan besar. Namun, nan kudu menjadi konsentrasi beragam pihak saat ini adalah tetap ajek dalam program pengembangan pemain muda dan pelatih.
“Dengan konsentrasi kuat pada pendidikan pelatih, kajian data, dan disiplin strategi sejak usia muda, di Indonesia semangatnya luar biasa. Namun, sistemnya tetap berkembang," ujar Peter.
"Ada potensi besar, tapi mungkin perlu konsistensi dalam pengembangan pemain muda dan pendidikan pelatih,” lanjutnya.
Visi nan Lebih Terstruktur
Mantan Direktur Teknik Federasi Sepak Bola Malaysia (FAM) itu menyebut talenta dan semangat pesepak bola di Indonesia sebetulnya modal berharga. Hanya saja, butuh kecermatan dalam menemukan style bermain dan melatih nan tepat.
“Dalam perihal kesamaan, semangat dan talenta sangat ada di semua wilayah ini, saya memandang pemain dengan keahlian teknis dan produktivitas nan hebat. Sekarang ini, nan dibutuhkan adalah mencocokkan talenta itu dengan visi nan lebih terstruktur tentang style bermain dan kepelatihan,” katanya.
Melalui pekerjaannya sebagai pembimbing Persis Solo, Peter berambisi bisa membantu mengembangkan potensi nan besar ini. Dengan style bermain nan lebih konsisten, dia percaya Laskar Sambernyawa bakal meraih hasil nan terbaik.
“Jadi, secara keseluruhan, saya bakal mengatakan sepak bola Indonesia, khususnya Persis Solo, mempunyai potensi sangat besar. Jika kita dapat memadukan semangat itu dengan style bermain nan konsisten, hasilnya bisa sangat menjanjikan,” katanya.