Bursa Saham Hancur-hancuran Gegara Trump, Taiwan Batasi Short Selling

Sedang Trending 3 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Regulator finansial utama Taiwan bakal memberlakukan pembatasan sementara pada penjualan saham secara short-selling. Itu guna membantu mengatasi potensi gejolak pasar dari kebijakan tarif impor baru Presiden AS Donald Trump, dan bakal mengambil langkah-langkah lain sebagaimana diperlukan.

Mengutip Reuters, Komisi Pengawas Keuangan Taiwan mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka bakal membatasi jumlah saham nan dapat dijual short dan meningkatkan rasio margin penjualan short minimum menjadi 130% dari 90%, dimulai dari hari Senin dan berjalan hingga hari Jumat.

Penjual short meminjam saham nan mereka perkirakan bakal turun dan berambisi untuk bayar kembali pinjaman dengan nilai nan lebih rendah kelak untuk mengantongi selisihnya.

Adapun saham Taiwan (TWII), ditutup pada hari Kamis dan Jumat lampau untuk hari libur dan dibuka kembali pada hari Senin, nan berfaedah penanammodal belum mempunyai kesempatan untuk menanggapi tarif tersebut. Pasar saham dunia telah jatuh sejak kebijakan tarif terbaru tersebut, dengan S&P 500 kehilangan US$5 triliun dalam dua hari.

Komisi Pengawas Keuangan Taiwan mengatakan bahwa tarif tersebut "pasti bakal menciptakan sejumlah ketidakpastian besar bagi stabilitas pasar modal Taiwan". Komisi tersebut menambahkan bahwa mereka bakal terus memperhatikan perubahan dalam situasi finansial internasional dan status pasar modal domestik, dan bakal menyesuaikan langkah-langkah tersebut "tepat waktu". Komisi tersebut tidak menjelaskan lebih lanjut.

Taiwan, produsen utama semikonduktor nan mempunyai surplus perdagangan besar dengan Amerika Serikat, dikenakan tarif sebesar 32% berasas rencana nan diumumkan oleh Trump pada hari Rabu. Secara terpisah, seorang sumber nan mengetahui situasi tersebut mengatakan kepada Reuters bahwa bank sentral Taiwan percaya dapat menjaga stabilitas nilai tukar dolar Taiwan saat pasar dibuka kembali.

Menurut para pedagang mata uang, dolar Taiwan kemungkinan bakal menghadapi tekanan depresiasi nan cukup besar terhadap dolar AS pada hari Senin, mengingat saham Taiwan diperkirakan bakal turun tajam dan terjadi arus keluar modal asing.

"Bank sentral percaya bahwa mereka mempunyai keahlian untuk menjaga stabilitas nilai tukar," kata sumber Reuters, nan berbincang dengan syarat anonim lantaran mereka tidak berkuasa untuk berbincang kepada media, dikutip Minggu (6/4/2025). Sumber itu menambahkan bahwa Taiwan mempunyai persediaan devisa nan melimpah untuk membantu meredam akibat terhadap dolar Taiwan.

Sementara itu Dolar Taiwan telah terdepresiasi sekitar 0,9% terhadap greenback sejauh tahun ini, sementara indeks saham referensi turun 7,5% sejak awal tahun.

Apa itu short selling?

Secara definisi, short selling adalah transaksi jual beli saham, dimana seorang penanammodal tidak mempunyai saham untuk melakukan transaksi tersebut. Ini merupakan suatu teknik perdagangan saham nan kerap dilakukan oleh penanammodal dengan tingkat akibat kerugian cukup tinggi.

Maka dari itu, transaksi short selling ini biasanya dilakukan oleh investor-investor berpengalaman. Alasannya lantaran diperlukan dugaan alias perkiraan nan tepat dalam melakukan transaksi ini.

Short selling adalah bentuk dari transaksi nan dilakukan oleh penanammodal menggunakan sistem meminjam saham. Tujuan dari meminjam biaya tersebut, untuk menjual saham dengan nilai lebih tinggi. Harapannya, penanammodal tersebut dapat membelinya ketika nilai saham sedang turun.

Mekanisme short selling adalah seorang penanammodal meminjam saham kepada pihak lain misalnya pialang saham. Setelah itu, saham tersebut dengan nilai nan lebih tinggi untuk mendapat keuntungan.


(mij/mij)

Saksikan video di bawah ini:

Video: Trading Halt Dibuka, IHSG Kembali Anjlok Lebih Dari 6%

Next Article Duh! IHSG Terkoreksi 1,73% Sepekan, Asing Diam-Diam Borong Saham Ini