ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk — Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) meninggalkan level 7.900 pada perdagangan sesi I hari ini, Kamis (21/8/2025).
Indeks turun 0,61% alias 48,47 poin ke level 7.895,35. Padahal sebanyak 403 saham naik, 260 turun, dan 293 tidak bergerak. Nilai transaksi siang ini mencapai Rp 9,03 triliun nan melibatkan 21,15 miliar saham dalam 1,24 juta kali transaksi.
Mengutip Refinitiv, sektor energi turun paling dalam, ialah 4,83%. Kontras dengan sektor teknologi nan naik 1,32%.
Berdasarkan pantauan CNBC Indonesia, emiten tambang Sinarmas menjadi penyebab IHSG parkir di area merah pada jarak makan siang hari ini. DSSA berkontribusi 52,52 indeks poin.
Saham DSSA tercatat turun 14,8% ke level 78.650. Saham ini tercatat banyak dijual investor. Hingga sesi I tercatat ada transaksi jual senilai Rp 835,9 miliar dengan nilai rata-rata Rp 78.563.
Sementara itu, saham AMMN dan DCII berupaya menjaga IHSG bertahan di level 7.900. Kedua saham ini, masing-masing, menyumbang berat poin sebesar 7,83 dan 6,95.
Adapun pada perdagangan hari ini, Kamis (20/8/20250) IHSG bakal dipengaruhi oleh beragam sentimen. Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia memangkas suku kembang referensi tampaknya tetap bakal menjadi perhatian utama investor.
Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku kembang referensi alias BI-Rate sebesar 25 pedoman poin menjadi 5,00%. Suku kembang Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,25% dan suku kembang Lending Facility turun menjadi 5,75%.
Namun, perhatian pasar juga bakal tertuju ke rilis neraca transaksi melangkah dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II nan menjadi parameter stabilitas eksternal Indonesia. Data transaksi melangkah menjadi berita terbesar dan terpenting hari ini.
Dari global, kebijakan Bank Sentral China nan menahan suku kembang menegaskan arah stimulus fiskal Beijing, sementara inflasi Inggris nan kembali panas menambah tekanan bagi Bank of England. Tak kalah penting, Jepang mencatat kejutan dengan defisit neraca jual beli nan kembali muncul, dipicu pelemahan ekspor dan melambatnya permintaan dari AS maupun China.
Pelaku pasar juga bakal mencermati risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli nan rilis pada Rabu waktu AS alias Kamis awal hari waktu Indonesia.
(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article IHSG Merah! Pasar Cemas Deflasi dan Data Ekonomi