ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menyebut biaya sertifikasi Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk pekerja dan pekerja meningkat hingga 20 kali lipat akibat tindakan pemerasan.
Ketua KPK Setyo Budiyanto mengatakan dari hasil Operasi Tangkap Tangan (OTT) oleh interogator sebelumnya, didapati bahwa biaya sertifikasi K3 nan kudu dibayar pekerja mencapai Rp6 juta.
Ia menyebut nomor tersebut meningkat hingga 20 kali lipat dari tarif sertifikasi K3 nan semestinya ialah sebesar Rp275 ribu.
"Fakta di lapangan menunjukkan bahwa para pekerja alias pekerja kudu mengeluarkan biaya hingga Rp6.000.000," ujarnya dalam konvensi pers, Jumat (22/8).
Setyo menjelaskan kenaikan biaya sertifikasi ini lantaran terdapat tindakan pemerasan dengan modus memperlambat, mempersulit alias apalagi tidak memproses permohonan pembuatan sertifikasi K3 bagi nan tidak bayar lebih.
"Biaya sebesar Rp6.000.000,- tersebut apalagi dua kali lipat dari rata-rata pendapatan alias bayaran (UMR) nan diterima para pekerja dan pekerja kita," tuturnya.
Ia menyebut tindakan pemerasan dilakukan para pelaku dengan memanfaatkan kebutuhan sertifikasi K3 bagi tenaga kerja alias pekerja pada bagian dan spesifikasi pekerjaan tertentu.
"Adapun, pengukuran dan pengendalian lingkungan kerja kudu dilakukan oleh personel K3 bagian lingkungan kerja nan mempunyai sertifikasi kompetensi dan lisensi K3," tuturnya.
Dugaan pemerasan sudah sejak lama
Dalam konvensi pers di Gedung Merah Putih, Setyo mengatakan operasi itu dilakukan berasas laporan masyarakat. Selain itu, dari hasil investigasi diduga pemerasan sudah terjadi dalam waktu nan lama.
"Dugaan pemerasan ini sudah terjadi sejak beberapa periode waktu sebelumnya. Dalam investigasi perkara ini ialah sejak tahun 2019 sampai dengan saat ini," katanya.
KPK menampilkan 11 tersangka, termasuk Noel, dalam konvensi pers Jumat ini.
"Kegiatan tangkap tangan ini bermulai dari laporan pengaduan masyarakat nan diterima KPK," kata Setyo.
"Dari info nan dihimpun tersebut, pada hari Rabu dan Kamis, tanggal 20-21 Agustus 2025, Tim KPK kemudian bergerak secara paralel di beberapa letak di wilayah Jakarta, dan mengamankan sejumlah 14 orang," imbuhnya.
Namun, dari 14 orang nan diamankan itu, Setyo mengatakan tiga orang lainnya nan tidak mengenai dan tidak dilakukan pemeriksaan.
Dalam operasi senyap tersebut, KPK menyita sejumlah peralatan bukti berupa duit miliaran rupiah, 15 mobil dan 7 sepeda motor.
Teruntuk kendaraan dimaksud, KPK sempat memamerkannya di lobi depan dan belakang gedung merah putih pada Kamis kemarin.
(ryn/tfq/kid)