Pratikno: Kasus Balita Cacingan Wafat Di Sukabumi Jadi Alarm Nasional

Sedang Trending 1 hari yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Pratikno menyatakan kasus meninggalnya balita Raya (4) asal Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat akibat jangkitan cacing menjadi pelajaran krusial perbaikan jasa kesehatan dasar dan lingkungan.

"Kasus di Sukabumi ini bukan hanya masalah pelayanan kesehatan semata, tapi juga menyangkut kondisi rumah, sanitasi, jamban, mandi cuci kakus (MCK), dan lingkungan sekitar. Jadi ini bagi kami adalah sebuah sirine nasional," kata Pratikno di Surabaya, Sabtu (23/8).

Raya, anak dari pasangan Udin (32) dan Endah (38), meninggal bumi usai dirawat di RSUD Syamsudin pada 13 Juli 2025.

Saat itu, korban dalam kondisi tidak sadarkan diri dan diduga mengalami komplikasi akibat tuberkulosis (TBC). Namun, selama perawatan tim medis menemukan banyak cacing keluar dari tubuhnya.

Menko PMK menyebut setelah mendapat laporan peristiwa tersebut, pihaknya langsung mengirimkan tim ke Sukabumi untuk melakukan penanganan cepat.

Salah satu hambatan nan ditemukan adalah family korban tidak mempunyai arsip manajemen kependudukan.

"Berkat koordinasi lintas kementerian, Direktorat Jenderal Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) telah menerbitkan Kartu Tanda Penduduk (KTP) dan Kartu Keluarga untuk seluruh personil keluarga, sekaligus mendaftarkan mereka ke dalam kepesertaan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS) Kesehatan," ujarnya.

Menurut Pratikno, langkah ini menjadi bagian dari pertimbangan menyeluruh agar kasus serupa tidak terulang.

Ia menekankan bahwa pemerintah desa hingga pos pelayanan terpadu (posyandu) kudu aktif mengawal warganya agar tercatat dalam kepesertaan BPJS, baik melalui sistem Penerima Bantuan Iuran (PBI) nan dibiayai pemerintah pusat maupun support pemerintah daerah.

"Pembayaran iuran BPJS bisa ditanggung pemerintah melalui Kementerian Sosial, alias oleh pemerintah wilayah melalui transfer ke daerah. Bahkan biaya desa dapat digunakan untuk membantu membiayai iuran BPJS serta memperbaiki sanitasi dan pelayanan kesehatan dasar," katanya.

Selain itu, Pratikno mengungkapkan bahwa Kementerian Desa dan Pembangunan Daerah Tertinggal (Kemendes PDT), Kementerian Pekerjaan Umum, Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman juga mempunyai program untuk mendukung perbaikan lingkungan permukiman, sanitasi, dan pembaharuan rumah tidak layak huni.

Pemerintah juga telah melakukan konsolidasi lintas kementerian untuk memperbaiki standar operasional prosedur (SOP) pelayanan kesehatan. Salah satunya mengenai pemberian obat cacing di posyandu alias pusat kesehatan masyarakat (puskesmas).

"Ke depan, pemberian obat cacing tidak lagi hanya diserahkan kepada orang tua, tetapi kudu diminum langsung di depan petugas. Begitu juga dengan rujukan dari puskesmas ke rumah sakit, tidak cukup hanya memberi surat, tapi kudu dipastikan pasien betul-betul sampai ke rumah sakit, termasuk jika ada hambatan biaya transportasi," kata Pratikno.

Ia menegaskan kasus ini telah mendorong pemerintah untuk menggelar rapat koordinasi darurat berbareng Menteri Kesehatan, Menteri Dalam Negeri, dan kementerian mengenai lainnya.

"Kami sudah menyampaikan belasungkawa kepada family dan memberikan bantuan. Dalam minggu depan program perbaikan lingkungan, rumah, serta jasa kesehatan dasar di Sukabumi bakal mulai berjalan," katanya.

Menurut Pratikno, langkah paling krusial adalah menjadikan kasus meninggalnya RY sebagai pelajaran besar.

"Kita kudu memastikan tidak ada lagi anak Indonesia nan mengalami nasib serupa di masa depan," katanya.

(antara/fra)

[Gambas:Video CNN]