Rano Mau Naik Transportasi Umum Sepekan Sekali, Mrt Lebak Bulus-hi

Sedang Trending 4 bulan yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Wakil Gubernur DKI Jakarta Rano Karno (Doel) mengaku berencana naik pikulan umum alias kendaraan umum dari rumahnya di wilayah Lebak Bulus, Jakarta Selatan, menuju Balaikota Jakarta di Jakarta Pusat sepekan sekali.

Dia mengaku bakal menggunakan Moda Raya Terpadu (MRT). Untuk saat ini jalur rel nan dilayani MRT Jakarta adalah dari Lebak Bulus MRT memang mempunyai jalur rel dari area Lebak Bulus hingga Bundaran HI, Jakarta Pusat. Proyek lanjutan rel MRT atau fase 2 saat ini sedang berjalan, dan direncanakan bakal berhujung di Kota Tua, Jakarta Barat.

"Mungkin seminggu sekali saya bakal naik kendaraan umum terutama MRT. Memang tidak mungkin saya setiap hari (naik kendaraan umum) lantaran di tengah perjalanan saya mampir juga ke tempat nan lain," kata dia di Jakarta, Selasa (25/2) mengutip dari Antara.

Dia mengatakan rumah dinas Wagub nan bakal ditempatinya masih belum rampung. Walhasil, katanya, saat ini tetap menempati kediaman miliknya di Lebak Bulus.

Kalaupun kelak menggunakan kendaraan umum, Bang Doel memilih menaiki MRT dari Stasiun Lebak Bulus, lampau turun di Stasiun MRT Bundaran HI Bank DKI.

"Saya jauh lebih nyaman jika saya ke instansi (Balaikota Jakarta) naik MRT. Saya naik dari (Stasiun MRT) Lebak Bulus, rumah saya di Lebak Bulus. Saya turun di (Stasiun MRT) HI, dijemput di sini [untuk lanjut ke balai kota]," ujar dia.

Menurut Rano, transportasi umum di Jakarta saat ini jauh lebih baik lantaran ada MRT, Lintas Raya Terpadu (LRT), hingga jaringan Transjakarta.

Dalam keterangan nan diterima pada 10 Februari lalu, Wakil Ketua Pemberdayaan dan Penguatan Wilayah MTI Pusat Djoko Setijowarno, mengatakan kemacetan di Jakarta adalah tantangan multidimensi nan menghalang produktivitas ekonomi, menurunkan kualitas lingkungan, dan merusak kesejahteraan sosial. Akar persoalan di wilayah nan mempunyai masyarakat 10,67 juta jiwa (data BPS DKI 2023) itu terletak pada ketidakterpaduan sistem transportasi, kelembagaan nan terfragmentasi, serta perencanaan dan tata kelola nan belum optimal

"Merujuk info The Study on Integrated Transportation Master Plan for Jabodetabek (SITRAMP) dan Jabodetabek Urban Transportation Policy Integration (JUTPI), menunjukkan tahun 2010 total perjalanan 45 juta per hari. Selang 8 tahun kemudian di tahun 2018, total perjalanan menjadi 88 juta per hari. Jumlah perjalanan nan meningkat nyaris dua kali lipat dalam kurun 8 tahun," katanya.

Sementara itu, pihaknya memandang penggunaan transportasi umum di Jakarta kian menurun. Dia pun mengingatkan petunjuk dari Pasal 8 Perda Jakarta 5/2014 mengenai sistem transportasi nan efektif, efisien, lancar, dan terintegrasi. Rencana induk Transportasi (RIJ) pun menargetkan 60 persen perjalanan masyarakat menggunakan pikulan umum dan kecepatan rata-rata jaringan jalan minimum 35 km/jam untuk transportasi jalan.

Dia mengatakan saat ini pikulan umum di Jakarta sudah memberikan pelayanan mencakup 89,5 persen wilayah ibu kota RI itu. Menurutnya, itu sudah setara dengan kota-kota negara maju di dunia. Namun dia mengingatkan perlu tambahan kemauan politik lewat patokan mengikat agar penduduk mau beranjak ke transportasi umum dengan sukarela.

Selain itu, dia pun mengimbau Pemprov DKI tak melupakan penanganan tranportasi menuju Kabupaten Kepulauan Seribu. 

"Kepulauan Seribu merupakan wilayah destinasi wisata. Tentunya akomodasi sarana kapal nan menuju Kepulauan Seribu kudu berkeselamatan. Dalam lima tahun ke depan, ditarget semua kapal-kapal nan berlayar dari Jakarta ke wilayah Kepulauan Seribu sudah diganti dengan sarana kapal nan berkeselamatan, selain kondusif dan nyaman," tutupnya.

(kid/antara)

[Gambas:Video CNN]