ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Seorang pengusaha muda asal China, Zhang Junjie sukses mencatatkan namanya di daftar miliarder bumi pada usia 30 tahun. Hal itu terjadi setelah jaringan warung tehnya, Chagee Holdings resmi melantai di bursa Nasdaq, Amerika Serikat pada 17 April 2025.
Saham Chagee langsung melonjak 40% saat perdagangan siang hari di New York. Melansir Strait Times, Zhang sekarang mempunyai kekayaan bersih mencapai US$2,6 miliar (sekitar Rp42 triliun, kurs Rp16.500). Kekayaan itu seluruhnya berasal dari kepemilikannya di Chagee.
Zhang memulai Chagee pada 2017 di Yunnan, provinsi di barat daya China nan berbatasan dengan Myanmar, Laos, dan Vietnam. Nama Chagee terinspirasi dari drama klasik Tiongkok Farewell My Concubine. Logonya menampilkan sosok huadan, ialah tokoh wanita muda dalam opera Peking.
Berbeda dari tren bubble tea nan identik dengan gula dan topping boba, Chagee menawarkan teh premium berbasis susu dengan campuran teh hijau, hitam, dan oolong unik Tiongkok. Kedainya didesain menyerupai kafe ala Starbucks, dengan nilai minuman rata-rata sedikit di atas US$2.
"Chagee mau menghidupkan kembali metode pembuatan teh antik berumur 900 tahun, tapi dengan teknologi modern," ujar Zhang dalam sebuah forum.
Popularitas minuman sehat menjadi pendorong utama pertumbuhan Chagee. Data iResearch dalam prospektus IPO perusahaan menunjukkan pasar teh segar di China diperkirakan mencapai 426 miliar yuan (Rp950 triliun) pada 2028, naik dari 273 miliar yuan pada 2024.
Minuman teh premium sekarang semakin diminati. Pada 2019 pangsanya hanya 11%, namun pada 2024 melonjak menjadi 26%.
Hingga kini, Chagee mempunyai lebih dari 6.440 gerai, sebagian besar di China, dengan ekspansi ke Malaysia, Singapura, dan Thailand hingga Indonesia. Dari jumlah tersebut, sekitar 6.270 dikelola mitra waralaba, sementara 169 dimiliki langsung perusahaan.
Meski berkembang pesat, ekspansi Chagee juga menghadapi rintangan. Di Malaysia, brand ini sempat diboikot setelah aplikasinya menampilkan klaim peta "sembilan garis putus-putus" China di Laut China Selatan. Di Vietnam, rumor serupa sekarang tengah diselidiki otoritas setempat.
Menurut analis ekuitas Wang Xinyao dari Smartkarma, langkah IPO di AS bisa menjadi strategi Chagee untuk menempatkan dirinya sejajar dengan merek dunia seperti Starbucks. Namun, dia menilai waktunya kurang tepat. "Perang jual beli menjadi kejutan besar nan tak diduga Chagee," kata Wang.
Zhang bukan satu-satunya miliarder muda dari upaya minuman. Dua berkerabat pendiri Mixue Group, nan dikenal dengan teh boba dan es krim murah seharga US$1, sukses meraup kekayaan campuran sekitar US$8 miliar setelah debut IPO di Hong Kong awal 2025.
Namun, persaingan makin ketat. Beberapa IPO merek bubble tea justru melemah setelah debut, lantaran penanammodal mulai cemas pasar sudah terlalu jenuh.
"Modal nan mengalir ke sektor minuman teh baru mulai menyusut. IPO di Hong Kong mungkin susah mendapatkan valuasi dan biaya nan besar," jelas Direktur bank investasi Chanson & Co di Beijing, Shen Meng.
"Itulah sebabnya bagi Chagee, pasar saham AS praktis menjadi satu-satunya pilihan," imbuhnya.
(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]