ARTICLE AD BOX
Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dibuka di zona merah pada pembukaan sesi pertama hari ini, Kamis (20/8/2025). IHSG terkoreksi 0,51% alias turun 39 poin ke level 7.903,29.
Beberapa menit setelah pasar buka, indeks tercatat terkoreksi makin dalam.
Sebanyak 248 saham naik, 55 turun, dan 286 tidak bergerak. Nilai transaksi di awal perdagangan mencapai Rp 261,6 miliar, melibatkan 553 juta saham dalam 26.775 kali transaksi.
Perdagangan hari ini, Kamis (20/8/20250) bakal dipengaruhi oleh beragam sentimen. Dari dalam negeri, keputusan Bank Indonesia memangkas suku kembang referensi tampaknya tetap bakal menjadi perhatian utama investor.
Bank Indonesia (BI) kembali memangkas suku kembang referensi alias BI-Rate sebesar 25 pedoman poin menjadi 5,00%. Suku kembang Deposit Facility juga turun menjadi sebesar 4,25% dan suku kembang Lending Facility turun menjadi 5,75%. Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menjelaskan, pemangkasan ini dilakukan mempertimbangkan tetap rendahnya prakiraan inflasi 2025 dan 2026 dalam sasaran 2,5±1%, terjaganya stabilitas nilai tukar Rupiah, dan perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi sesuai dengan kapabilitas perekonomian. "Ke depan, Bank Indonesia bakal terus mencermati ruang penurunan suku kembang untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nan lebih tinggi sejalan dengan rendahnya prakiraan inflasi dengan tetap mempertahankan stabilitas nilai tukar Rupiah," ucap Perry saat konvensi pers secara daring, Rabu (20/8/2025). Perry menjelaskan, penurunan BI Rate kali ini nan turut diarahkan untuk perlunya mendorong pertumbuhan ekonomi Indonesia ke depan didasari atas pertimbangan tetap besarnya tekanan ekonomi dunia akibat tingginya ketidakpastian di pasar finansial dan aktivitas perdagangan global. Sementara itu, di dalam negeri, dia tegaskan trennya tengah mengalami penguatan pertumbuhan ekonomi, tercermin dari ekonomi triwulan II 2025 tumbuh sebesar 5,12% (yoy), lebih tinggi dari pertumbuhan ekonomi triwulan I 2025 sebesar 4,87% (yoy). "Dengan realisasi triwulan II 2025 tersebut, secara keseluruhan pertumbuhan ekonomi tahun 2025 diprakirakan bakal berada di atas titik tengah kisaran 4,6-5,4%," papar Perry.
Namun, perhatian pasar juga bakal tertuju ke rilis neraca transaksi melangkah dan Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) kuartal II nan menjadi parameter stabilitas eksternal Indonesia. Data transaksi melangkah menjadi berita terbesar dan terpenting hari ini. Dari global, kebijakan Bank Sentral China nan menahan suku kembang menegaskan arah stimulus fiskal Beijing, sementara inflasi Inggris nan kembali panas menambah tekanan bagi Bank of England. Tak kalah penting, Jepang mencatat kejutan dengan defisit neraca jual beli nan kembali muncul, dipicu pelemahan ekspor dan melambatnya permintaan dari AS maupun China. Pelaku pasar juga bakal mencermati risalah pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) bulan Juli nan rilis pada Rabu waktu AS alias Kamis awal hari waktu Indonesia.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Breaking! IHSG Tiba-Tiba Ambruk 1%