Jawab Temuan Bps, Andra Soni Ungkap Solusi Atasi Kemiskinan Di Banten

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Gubernur Banten Andra Soni memaparkan sejumlah solusi untuk mengeluarkan provinsi nan dipimpinnya dari lembah kemiskinan sebagaimana info Badan Pusat Statistik (BPS).

Sebelumnya, BPS melaporkan tingkat kemiskinan di Provinsi Banten mencapai 772.780 orang pada Maret 2025. Hal itu membikin Banten menempati posisi kedelapan dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Andra Soni menyampaikan saat ini Pemerintah Provinsi Banten sedang merampungkan proyek-proyek nan bakal menumbuhkan ekonomi.

"Alhamdulillah maka saat ini pemerintah sedang menyelesaikan proyek pembangunan Jalan Tol Serang-Panimbang sebagai pembuka akses dalam rangka pertumbuhan wilayah ekonomi baru," ujar Andra Soni dikutip dari CNNIndonesia TV, Rabu (20/8).

Pembangunan Tol Serang-Panimbang mempunyai total panjang 83,67 kilometer, dibagi menjadi tiga seksi.

Seksi 1 (Serang-Rangkasbitung) 26,5 km (sudah beraksi sejak tahun 2022), seksi 2 (Rangkasbitung-Cileles)24,17 km, dan seksi 3 (Cileles-Panimbang) 33 km.

Andra Soni menambahkan Pemerintah Provinsi Banten juga bakal konsentrasi memperbaiki prasarana di luar tol.

"Kolaborasi antara bupati dan gubernur itu kami tingkatkan, sehingga beberapa kewenangan nan menjadi kewenangan bupati kami lakukan intervensi," kata dia.

"Salah satu adalah mengenai dengan pembangunan jalan desa. Kami punya program namanya Bang Andra, akronim dari Bangun Jalan Desa Sejahtera," ungkap dia.

Politikus Partai Gerindra itu menegaskan apa nan bakal dikerjakannya itu selaras dengan program Asta Cita Presiden RI Prabowo Subianto.

"Ini sesuai dengan Asta Cita pak Prabowo ialah membangun dari desa untuk pertumbuhan ekonomi dan ini sedang berjalan," tutur Andra Soni.

"Walaupun kita tahu keahlian fiskal kita juga tidak mungkin bisa menyelesaikan itu dalam waktu cepat, tapi paling tidak kita sudah memulai bahwa membangun dari desa itu sebuah keharusan," tegas dia.

Sebelumnya, BPS melaporkan tingkat kemiskinan di Provinsi Banten mencapai 772.780 orang pada Maret 2025. Hal itu membikin Banten menempati posisi kedelapan dengan tingkat kemiskinan tertinggi di Indonesia.

Dilansir dari laman BPS Provinsi Banten, persentase masyarakat miskin pada Maret 2025 sebesar 5,63 persen, turun sebesar 0,07 persen poin alias sebanyak 4,7 ribu jiwa dibandingkan September 2024.

Persentase masyarakat miskin di perkotaan sebesar 5,58 persen, sedangkan di wilayah perdesaan sebesar 5,89 persen. Pada periode ini (Maret 2025), penurunan kemiskinan relatif konsisten terjadi di wilayah Perdesaan.

Sementara itu, nilai minimum untuk memenuhi kebutuhaan dasar (makanan dan non makanan) nan disebut Garis Kemiskinan (GK) ditetapkan sebagai pemisah minimal suatu masyarakat dikategorikan miskin alias tidak.

Teruntuk Maret 2025, garis kemiskinan nan digunakan sebesar Rp684.232,- per orang per bulan. Batas minimal ini juga meningkat 2,52 persen dari kondisi September 2024 nan sebesar Rp667.403.

Ketua Tim Statistik Sosial BPS Provinsi Banten Adam Sofian menyampaikan pada periode ini peranan komoditi makanan terhadap Garis Kemiskinan jauh lebih besar dibandingkan peranan komoditi bukan makanan.

Pada Maret 2025, komoditi makanan menyumbang 73,01 persen pada garis kemiskinan, terutama dari komoditas Beras dan Rokok kretek dan telur ayam ras.

Sementara komoditi non makanan menyumbang 26,99 persen nan didominasi oleh konsumsi biaya perumahan, bensin (BBM), serta listrik.

(ryn/dal)

[Gambas:Video CNN]