Mahasiswi Unsoed Diduga Jadi Korban Kekerasan Seksual Guru Besar

Sedang Trending 1 minggu yang lalu
ARTICLE AD BOX

Jakarta, carpet-cleaning-kingston.co.uk --

Seorang mahasiswi Universitas Jenderal Soedirman (Unsoed), Purwokerto, Jawa Tengah, diduga menjadi korban kekerasan seksual oknum pembimbing besar kampus tersebut.

Hal tersebut pun mengundang tindakan massal mahasiswa di kampus tersebut. Massa mahasiswa mendesak pihak kampus Unsoed untuk mengusut tuntas dugaan kasus kekerasan seksual terhadap mahasiswi tersebut.

Sementara itu, pihak rektorat Unsoed menegaskan berkomitmen menangani dugaan kasus kekerasan seksual nan terjadi di lingkungan kampus dengan membentuk Tim Pemeriksa untuk melakukan pendalaman dan penyelidikan terhadap laporan nan masuk.

Presiden BEM Unsoed, Muhammad Hafidz Baihaqi mengakui sejumlah mahasiswa telah menggelar tindakan solidaritas di Kampus Unsoed pada Rabu (23/7) siang sebagai corak kepedulian mahasiswa terhadap penanganan kasus kekerasan seksual di perguruan tinggi.

Kendati demikian, dia mengatakan tindakan tersebut tidak dilakukan atas nama lembaga BEM, namun sebagai inisiatif mahasiswa nan menuntut penegakan keadilan terhadap korban.

"Kami mendesak kampus untuk memproses dugaan pelecehan seksual ini secara adil, transparan, dan berpihak pada korban. Kami juga mendukung penuh kerja-kerja Satgas PPKS Unsoed," katanya, Kamis (24/7) seperti dikutip dari Antara.

Menurut dia, laporan mengenai dugaan pelecehan seksual tersebut telah diterima Satuan Tugas Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual (Satgas PPKS) Unsoed dan saat ini tengah ditindaklanjuti melalui sistem internal kampus.

"Yang kami ketahui, pelakunya adalah pembimbing besar, dan korban adalah mahasiswa. Dugaan sementara, baru satu korban nan melapor ke Satgas," katanya menjelaskan.

Lebih lanjut, dia mengatakan dalam tindakan solidaritas nan digelar Rabu siang lalu, massa mahasiswa sempat ditemui Wakil Rektor 3 Unsoed Prof Norman Arie Prayogo. Dalam pertemuan itu, kata dia, Arie  menyampaikan bahwa pihak kampus sedang rapat untuk membahas rekomendasi nan bakal diberikan kepada pelaku.

Dalam perihal ini, prosedur penanganan kasus dimulai dari proses investigasi oleh Satgas PPKS, kemudian hasilnya diserahkan kepada tim unik nan dibentuk oleh rektorat. Tim ini terdiri dari unsur rektorat, pemimpin langsung pelaku, serta satuan pengelola internal kampus.

Selanjutnya, hasil investigasi dan rekomendasi hukuman bakal diajukan ke Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Ditjen Dikti) Kementerian Pendidikan Tinggi Sains dan Teknologi (Kemendiktisaintek) untuk diproses lebih lanjut.

Terpisah, Wakil Rektor Unsoed Prof Kuat Puji Prayitno mengatakan tim nan menangani dugaan kasus kekerasan seksual di lingkungan kampus tersebut terdiri atas tujuh orang. Mereka, sambungnya, telah mulai bekerja secara intensif sejak laporan diterima.

"Yang utama saya tegaskan bahwa Unsoed berkomitmen terhadap penyelesaian kasus-kasus kekerasan seksual. Tim Pemeriksa telah bekerja untuk melakukan pendalaman terhadap dugaan kasus tersebut," katanya, Kamis sore lalu.

Ia mengatakan sejumlah pihak telah dimintai keterangan, termasuk Ketua Satgas PPKS yang menerima laporan awal serta pihak terlapor.

Dengan demikian, kata dia, proses pendalaman tetap terus berjalan.

"Jadi sampai sekarang belum ada kesimpulannya, karena tetap dalam proses pendalaman," kata dia nan juga sebagai Ketua Tim Pemeriksa.

Menurut dia, Unsoed bakal bersikap hati-hati dan jeli dalam menangani kasus tersebut, termasuk kemungkinan menghadirkan saksi tambahan maupun tenaga mahir guna mengungkap kebenaran secara menyeluruh.

Ia meminta semua pihak untuk tidak orang menyangsikan kesungguhan Unsoed dalam menangani kasus-kasus kekerasan seksual lantaran selama ini sudah banyak kasus nan diselesaikan dengan baik.

"Kami tegaskan, Unsoed berkomitmen sebagai kampus anti kekerasan seksual. Karenanya, kami bakal menuntaskan kasus ini," kata Prof Kuat.

(antara/kid)

[Gambas:Video CNN]